Example 728x250
Feature

Jamasan Pusaka Trenggalek: Menyucikan Amanah, Merawat Kerukunan

×

Jamasan Pusaka Trenggalek: Menyucikan Amanah, Merawat Kerukunan

Sebarkan artikel ini

Gradasinews.id– Langkah-langkah kaki beriringan, suara gamelan lirih terdengar, dan aroma dupa semerbak memenuhi udara. Pendopo Kabupaten Trenggalek berubah menjadi ruang sakral. Di situlah prosesi jamasan pusaka digelar, sebuah tradisi yang tak hanya melestarikan warisan leluhur, tetapi juga menyimpan filosofi kehidupan yang mendalam.

Makna Jamasan: Membersihkan Amanah, Menjaga Kerukunan

Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, saat prosesi ritual jamasan Pusaka Trenggalek, di Pendapa Manggala Praja Nugraha, Jum’at, 29/8/2025.

Jamasan pusaka bukan sekadar membasuh benda peninggalan sejarah dengan air bunga. Lebih dari itu, ia adalah simbol bagaimana masyarakat menjaga kerukunan, iman, dan amanah.

Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, menegaskan makna tersebut.
“Kalau pusakanya kabupaten itu sebenarnya adalah rukunnya masyarakat. Kerukunan ini harus terus dibersihkan agar tetap terjaga. Bagi yang memegang jabatan, pusakanya adalah amanah dan kepercayaan masyarakat. Amanah itu kuncinya ada di iman, dan iman itu turun naik, maka harus sering-sering dibersihkan,” ungkap Mas Ipin penuh makna.

Seolah mengingatkan, pusaka sejati Trenggalek bukanlah sebilah tombak atau sehelai panji, melainkan harmoni sosial yang mesti terus dirawat.

Prosesi Jamasan dan Arak Pusaka

Setelah dibersihkan dengan penuh khidmat, pusaka tidak langsung disimpan. Ritual dilanjutkan dengan mengarak pusaka, sebagai simbol bahwa amanah itu ditunjukkan kepada masyarakat, bukan disembunyikan.

“Dengan diarak, artinya amanah ditunjukkan. Ini komitmen, meski situasi tidak mudah, kita tetap berharap masyarakat tentram, makmur, dan karaharjan,” tegas Bupati saat prosesi Jumat (29/8).

Baca juga : Hari Jadi Trenggalek ke-831: Makna Mendalam di Balik Simbol Laut dan Tema ‘Neng-Ning-Nang’

Prosesi arak pusaka ini juga menjadi pengikat batin antara pemimpin dan rakyat, bahwa kepemimpinan adalah keterbukaan, bukan sekadar kekuasaan.

Segmen Baru Jamasan 2025

Tahun ini, jamasan dibagi menjadi dua segmen besar:

  • Pusaka Kabupaten, disemayamkan di Kamulan, tempat ditemukannya Prasasti Kamulan.
  • Pusaka Bupati, dibawa ke Karangrejo, lokasi ditemukannya Prasasti Kampak (Parasu) dari era Empu Sendok.

Selain itu, gamelan pusaka pendapa resmi diberi nama Nyai Sakanti, menambah khazanah pusaka Trenggalek.

Nyai Sakanti, nama resmi gamelan pusaka Pendapa Trenggalek.

Daftar Pusaka yang Dijamas

  1. Tombak Kyai Wignyo Murti
  2. Songsong Hayom Sih
  3. Tombak Kyai Korowelang 1–4
  4. Tombak Biring Kamulan 1–2
  5. Pataka Parasamya Praja Nugraha
  6. Pataka Jwalita Praja Karana
  7. Songsong Tunggul Naga
  8. Songsong Tunggul Praja
  9. Pataka Prasasti Kamulan
  10. Ageman & Pusaka Bupati

Setiap pusaka ini bukan hanya benda, tetapi simbol perjalanan panjang Trenggalek dari masa lampau hingga kini.

Baca Juga : Jamasan Pusaka Trenggalek 2025: Simbol Kejernihan, Amanah, dan Harmoni Menyambut Hari Jadi ke-831

Ritual jamasan mengajarkan bahwa pusaka sejati bukan hanya tombak, panji, atau songsong. Pusaka sejati adalah kerukunan, iman, dan amanah yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Hari Jadi ke-831 bukan sekadar perayaan angka, melainkan momentum untuk mengingatkan: sebagaimana pusaka yang harus terus dibersihkan, demikian pula hati dan jiwa masyarakat Trenggalek mesti dijaga. Agar tetap tentram, makmur, dan penuh karaharjan.