Gradasinews.id- Saat logo resmi Hari Jadi Trenggalek 2025 diperkenalkan, publik disuguhi bukan sekadar desain penuh warna. Ada ajakan untuk merenung. Di antara ragam bentuk dalam logo tersebut, laut muncul sebagai penanda utama: terbentang luas, penuh misteri, namun senantiasa memberi kehidupan.
Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, menyampaikan bahwa laut dalam logo ini dipandang sebagai lambang kedalaman kesadaran. “Samudra bukan hanya bagian dari alam sekitar kita, melainkan cerminan hati manusia. Kejernihannya melahirkan kesadaran diri, yang dalam falsafah tema Hari Jadi disebut sebagai Ning,” ungkapnya.
Dengan demikian, laut tak sekadar dipandang sebagai hamparan biru yang menyejukkan mata, melainkan refleksi batin masyarakat Trenggalek yang diajak untuk jernih dalam berpikir, teduh dalam bersikap, dan arif dalam bertindak.
Filosofi Neng-Ning-Nang
Tema Hari Jadi ke-831 Kabupaten Trenggalek mengangkat tiga kata kunci berbahasa Jawa:
- Neng → pengendalian diri, proses menahan gejolak dan melakukan introspeksi.
- Ning → kejernihan batin, ketenangan hati yang melahirkan kesadaran diri.
- Nang → wujud nyata dari tindakan yang memberi manfaat bagi sesama.
Filosofi ini menggambarkan perjalanan batin menuju harmoni. Dari pengendalian diri (Neng), lahirlah kejernihan hati (Ning), dan akhirnya bermuara pada tindakan bermanfaat (Nang).
Secara keseluruhan, logo Hari Jadi Trenggalek 2025 tidak hanya menghiasi perayaan seremonial. Ia hadir sebagai panggilan reflektif. Laut yang tenang dalam desain itu seperti bisikan alam: mengajak masyarakat untuk tidak tergesa, untuk jernih memandang hidup, dan untuk terus menjaga harmoni dengan lingkungan serta sesama manusia.
Hari Jadi ke-831 Kabupaten Trenggalek tahun ini dengan tema Neng-Ning-Nang menegaskan, bahwa sejarah panjang daerah ini selalu bertaut erat dengan kearifan lokal, alam yang melingkupi, dan nilai-nilai luhur yang diwariskan.