Example 728x250
Histori

Sejarah Kabupaten Trenggalek & Makna Hari Jadi 31 Agustus

×

Sejarah Kabupaten Trenggalek & Makna Hari Jadi 31 Agustus

Sebarkan artikel ini
Tugu Garuda, Alun alun Kabupaten Trenggalek.(Foto : Gradasi News)

Gradasinews.id, Trenggalek– Terletak di pesisir selatan Jawa Timur, Kabupaten Trenggalek menyimpan sejarah yang kaya dan menawan — terekam dalam prasasti kuno, tradisi berakar kuat, dan perayaan budaya yang tak lekang waktu. Hari Jadi daerah ini, 31 Agustus, bukan sekadar euforia, melainkan penghormatan terhadap perjalanan panjang leluhur yang membantu membentuk identitas Trenggalek.

Prasasti Kamulan: Awal Petuah Identitas

Prasasti Kamulan, artefak batu yang ditemukan di Desa Kamulan (Kecamatan Durenan), adalah saksi bisu berdirinya Trenggalek. Dirilis pada 1116 Saka (31 Agustus 1194 Masehi), prasasti ini merupakan anugerah Raja Kertajaya dari Kerajaan Kediri kepada penduduk Kamulan atas kesetiaan dan perlindungan ketika ia terdesak oleh pemberontakan.

Isi prasasti mencantumkan aksara Jawa Kuno dalam 31 baris bagian depan dan 32 baris belakangnya, meski beberapa bagian mungkin hilang karena kerusakan fisik.

Setelah sempat disimpan di Museum Wajakensis (Tulungagung), pada Desember 2021 prasasti ini kembali di Pendapa Manggala Praja Nugraha, Trenggalek, dengan upacara adat murwakala.

Perayaan Hari Jadi: Makna di Balik Ritual

Tanggal resmi Hari Jadi Trenggalek telah diresmikan sebagai 31 Agustus melalui Peraturan Daerah. Perayaan ini menjadi momen kebersamaan masyarakat melalui:

  • Upacara jamasan pusaka
  • Pelibatan berbagai kesenian seperti Turonggo Yakso dan Sendratari Prasasti Kamulan
  • Kirab budaya, bazar UMKM, dan doa bersama sebagai penghormatan pada leluhur.

Perjalanan Administratif: Dari Sima ke Kabupaten

Aspek Detail

Luas wilayah 1.261,40 km² (termasuk daratan dan sebagian laut)
Pembagian wilayah 14 kecamatan; 152 desa; 5 kelurahan
Tanah dan topografi Didominasi pegunungan (±2/3), sisanya dataran dan pantai.

Tradisi & Kesenian Lokal yang Hidup di Masyarakat

Larung Sembonyo (Prigi): Ritual syukur laut yang menjadi magnet budaya dan pariwisata

Jaranan Turonggo Yakso, Wayang Beber, Hadrah: Pertunjukan yang merangkul semangat spiritual dan edukasi budaya

Kesimpulan: Menjaga Warisan, Merajut Masa Depan

Jejak dan budaya Trenggalek berawal dari sebuah prasasti yang menandai titik balik sejarah—sebuah simbol kedekatan antara rakyat dan kerajaan. Hari Jadi 31 Agustus bukan sekadar tanggal, tetapi semangat melestarikan warisan leluhur. Ke depannya, keberlanjutan tradisi dan pelibatan generasi muda menjadi kunci agar identitas Trenggalek tetap hidup dan relevan di era modern.