Gradasinews.id- Hari ini, 29 Agustus 2025, DPR RI genap berusia 80 tahun. Delapan dekade sudah lembaga legislatif ini berdiri sejak 1945, menjadi salah satu pilar demokrasi Indonesia. Dalam perjalanannya, DPR RI telah melahirkan berbagai regulasi yang mengatur jalannya negara, dari undang-undang strategis hingga perdebatan panjang yang kadang lebih seru dari sinetron prime time.
Namun, di balik usia yang matang, pertanyaan klasik tetap menggema: sudahkah DPR benar-benar menjadi “Wakil Rakyat”?
Di ruang sidang yang megah, kursi empuk berlapis karpet tebal, serta gedung kokoh yang ikonik, rakyat menaruh harapan agar para legislator mampu menyuarakan denyut nadi bangsa. Tapi ironinya, suara rakyat kerap tenggelam oleh riuhnya wacana politik dan kepentingan kelompok.
Lebih ironis lagi ketika rakyat harus berjuang menghadapi harga beras yang melambung, biaya sekolah yang semakin mencekik, dan ongkos hidup yang kian berat, sementara wakil rakyat menikmati gaji tetap, tunjangan rumah, transportasi, hingga fasilitas kesehatan kelas atas. Di luar itu, masih ada perjalanan dinas yang kadang lebih sering ke luar negeri ketimbang meninjau pelosok negeri.
Tentu, rakyat tidak iri. Hanya saja, yang diharapkan adalah sepadan antara fasilitas yang diterima dengan empati yang diberikan. Jangan sampai tunjangan melangit, tapi rasa kepedulian justru merosot.
Delapan puluh tahun adalah usia yang matang. Sudah seharusnya DPR RI berdiri kokoh bukan hanya sebagai simbol demokrasi, tetapi juga sebagai mercusuar keberpihakan pada rakyat. Wakil rakyat harus benar-benar hadir, mendengar, dan memperjuangkan.
Pada momentum bersejarah ini, mari kita titipkan harapan: semoga DPR RI di usia ke-80 mampu menanggalkan stigma “sekadar kursi kekuasaan“, dan kembali pada esensi sejatinya: wakil yang membela, bukan sekadar menikmati fasilitas negara.
Rakyat tak menuntut banyak. Cukup hadirkan kebijakan yang pro-rakyat, keberanian yang membela kepentingan bangsa, serta empati yang menyatu dengan denyut kehidupan masyarakat kecil.
Selamat ulang tahun ke-80 DPR RI.
Semoga semakin dekat dengan rakyat, setia pada amanah, dan rendah hati dalam kuasa. Karena pada akhirnya, sejarah akan mencatat: siapa yang benar-benar menjadi wakil rakyat, dan siapa yang hanya sekadar duduk di kursi rakyat.
Ikuti kami di WA Channel
